Selasa, 14 Juni 2011

imunobiologi

PENGANTAR IMUNOBIOLOGI
I Putu Dedy Arjita *)

Imunologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari respon tubuh terhadap tantangan suatu antigen. Jika pada saat sekarang ini semakin berkembang istilah yang lebih spesifik berupa Imunobiologi, maka itu juga merupakan suatu disiplin ilmu tentang disiplin ilmu imunologi dengan penekanan pada focus aspek dari kajian segi biologinya. Hal ini dapat dipahami karena kedua disiplin keilmuan tersebut tidak dapat dipisahkan secara total, akan tetapi saling berkaitan secara integral dan komprehensif.
Mekanisme imunologis berperan pada pertahanan tubuh terhadap suatu penyebab infeksi yang tentunya dapat saja sesekali menyebabkan kerusakan. Uji imunologi sekarang sudah dipakai secara rutin di laboratorium terutama untuk menegakkan diagnosis dan menentukan cara perawatan penderita selanjutnya. Revolusi di bidang imunologi terjadi pada saat ditemukannya teknologi mutakhir yang disebut Teknologi Hibrinoma yang memungkinkan produksi antibody terhadap satu determinan antigen saja (Epitop). Dengan kata lain antibody yang dihasilkan sangat homogen dan spesifik dengan jumlah yang tidak terbatas.
Imunitas



1. SEJARAH IMUNOLOGI
Sejarah imunologi dimulai sejak dilakukannya Variolasi di India dan Cina, dengan cara menularkan organisme hidup dari nanah cacar. Selanjutnya secara singkat sejarah ini dapat dirinci sebagai berikut :
a.Jenner (1878) menggunakan vaksin cacar sapi yang avirulen untuk melindungi terhadap infeksi cacar. Disamping itu Pasteur berhasil membuat vaksin antraks dengan menggunakan kuman yang dilemahkan pula.
b.Metchnikoff (1883) mengemukakan teori tentang peran fagosit dalam proses kekebalan.
c.Von Behring (1890) menemukan antibody terhadap toksin difteri di dalam serum.
d.Denys dan Leclef (1895) menemukan bahwa fagositosis dapat ditingkatkan dengan imunisasi.
e.Ehrlich (1897) mengemukakan teori reseptor “rantai samping” tentang sintesis antibodi.
f.Bordet (1899) menemukan bahwa lisis sel oleh antibody memerlukan kerjasama dengan factor-faktor serum yang secara keseluruhan sekarang disebut komplemen.
g.Landsteiner (1900) mendapatkan golongan darah ABO manusia dan isohemaglutinin alamiah.
h.Richet dan Portier (1920) mengusulkan istilah anafilaksis sebagai lawan dari profilaksis.
i.Wright (1903) mengemukakan aktivitas opsonin terhadap fagositosis.
j.VonVon Pirquet dan Schick (1905) menggambarkan terjadinya penyakit serum sesudah suntikan serum asing.
k.Von Pirquet (1906) menghubungkan kekebalan dan hipersensitivitas.
l.Alexander Fleming (1922) menemukan lizozim.
m.Zinsser (1925) menemukan perbedaan yang mencolok antara hipersensitivitas tipe cepat dan tipe lambat.
n.Heidelberger dan Kendall (1930-35) mengemukakan penelitian tentang presipitasi kuantitatif dari reaksi antigen antibody.
o.Coons (1942) memperkenalkan teknik antibody fluoresensi.
p.Medwar (1958) menemukan toleransi imunologik didapat.
q.Portar dan Edelman (1959) menemukan struktur imunoglobulin.

2. IMUNITAS
Imunitas adalah kekebalan yang dimiliki oleh host terhadap efek buruk infeksi mikrona (antigen lainnya) yang bersifat patogen.

Adapun imunitas dapat digolongkan menjadi :
a.Imunitas Alamiah
Imunitas Alamiah merupakan kekebalan dasar yang diturunkan secara genetic dari satu generasi kepada generasi berikutnya dan tidak bergantung pada kontak dengan suatu mikroorganisme sebelumnya. Sifat kekebalan alamiah tidak khas karena memiliki derajat kekebalan yang sama terhadap semua jenis infeksi. Contohnya : patogen tanaman, penyakit virus pada ternak.
Akan tetapi terkadang dapat bersifat khas apabila menunjukkan kekebalan terhadap patogen tertentu.
Imunitas alamiah dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
1)Imunitas Species : imunitas dimana individu dari species yang sama menunjukkan pola kepekaan yang sama terhadap berbagai jenis kuman yang mungkin diakibatkan oleh perbedaan faali dan biokimiawi di antara jaringan species host yang menentukan apakah suatu kuman patogen dapat berkembang biak atau tidak di dalamnya. Contohnya : poliomyelitis, campak, sifilis, lepra, gonore maupun Salmonella hanya timbul pada manusia.

2)Imunitas Ras : perbedaan kepekaan terhadap infeksi yang terjadi pada ras dalam satu species. Contohnya : Ras Negroid kebal terhadap demam kuning dan malaria. Domba aljazair kebal terhadap virus antraks.

3)Imunitas Perorangan : Perbedaan variasi respon terhadap kuman per individu dalam suatu populasi. Contohnya Kembar Homozigot (Identical Twins) menunjukkan derajat kekebalan dan kepekaan yang sama terhadap lepra dan tuberculosis, dimana hal ini tidak tampak pada Kembar Heterozigot (Fraternal Twins).

Faktor yang mempengaruhi tingkat kekebalan alamiah pada suatu individu :
1)UMUR
Ada 2 golongan umur yang menunjukkan kepekaan yang tinggi terhadap penyakit infeksi, yaitu : Janin oleh infeksi Virus Coxsackie yang mengakibatkan infeksi fatal pada mencit yang disebabkan karena belum matangnya alat-alat imunitasnya. Golongan kedua adalah Orang-orang Tua sangat peka terhadap infeksi akibat menurunnya respons kekebalan mereka.
Contih lain : vaginitis gonore pada gadis kecil, infeksi riketsia pada usia lanjut dan rubella pada masa janin.

2)PENGARUH HORMON
Diabetes mellitus misalnya, berhubungan dengan kepekaan terhadap infeksi sebab naiknya kadar karbohidrat di dalam jaringan. Kortikosteroid menekan kekebalan host akibat efek anti-radang dan anti-fagositiknya sehingga pembentukan antibody dan hipersensivitasnyapun terganggu. Begitu pula meningkatnya kepekaan wanita hamil, mungkin terjadi akibat meningkatnya kadar steroid selama masa kehamilan.

3)GIZI
Gizi yang buruk akan menekan semua jenis respons kekebalan, sehingga meningkatkan resiko infeksi.

Mekanisme Imunitas Alamiah berkaitan dengan lapisan pelindung tubuh sebagai berikut :
1)Permukaan Epitel
Epitel kuli yang utuh merupakan pelindung dan penghalang mekanis yang dapat pula menghasilkan secret zat-zat yang bersifat bakterisidal. Sebagaimana diketahui bahwa aktivitas bakterisidalnya berkaitan dengan adany asam laktat, asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada keringan dan kelenjar sebasea. Demikian pula halnya dengan epitel yang ada pada saluran pencernaan dan air ludah juga dapat bersifat bakterisidal.

2)Pertahanan Jaringan
Sejumlah factor-faktor pada jaringan normal dan cairan tubuh akan memulai daya kerja jika penghalang di atas dapat diatasi. Faktor-faktor jaringan dapat dibagi menjadi :
a)Faktor-faktor Humoral
•Lizozim : enzim bakterisidal yang terdapat pada secret hidung, usus, cairan semen dan air mata.
•Properdin : euglobulin yang ada di dalam serum normal dan menyebabkan lisis kuman Gram negatif dengan pertolongan ion Mg++ dan komplemen. Jumlahnya selalu tetap pada bayi, orang lebih tua, pria maupun wanita.
•Beta Lisin
b)Faktor-faktor Seluler
b.Imunitas Didapat
Imunitas Alamiah merupakan kekebalan dasar yang diturunkan secara genetic dari satu generasi kepada generasi berikutnya dan tidak bergantung pada kontak dengan suatu mikroorganisme sebelumnya. Sifat kekebalan alamiah tidak khas karena memiliki derajat kekebalan yang sama terhadap semua jenis infeksi. Contohnya : patogen tanaman, penyakit virus pada ternak.
Akan tetapi terkadang dapat bersifat khas apabila menunjukkan kekebalan terhadap patogen tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar