Rabu, 15 Juni 2011

tata berbicara pada anak usia dini

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan mempunyai pola yang tepat.
Perkembangan berbicara dan menulis merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti. Perkembangan berbicara pada awal dari anak yaitu menggumam maupun membeo. Menurut pendapat Dyson bahwa perkembangan berbicara terkadang individu dapat menyesuaikan dengan keinginannya sendiri, hal ini tidak sama dengan menulis.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu perkembangannya ibu dapat membantu memberikan stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak.
Sejalan dengan perkembangan kemampuan serta kematangan jasmani trutama yang bertalian dengan proses bicara, komunikasi tersebut makin meningkat dan meluas, misalnya dengan orang di sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan bersahabat dengannya.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengertian bahasa dan berbicara. Bahasa mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, kspresi wajah pantomim atau seni. Sedangkan bicara adalah bahasa lisan yang merupakan bentuk yang paling efektif untuk berkomunikasi, dan paling penting serta paling banyak dipergunakan. Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Orang tua sebaiknya selalu memperhatikan perkernbangan tersebut, sebab pada masa ini, sangat menentukan proses belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi contoh yang baik, memberikan motivasi pada anak untuk belajar dan sebagainya
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:” Bagaimana tahap perkembangan bahasa (berbicara) pada Anak Usia Dini”?












BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
1. Tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
2. Tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.
Ruang Lingkup Pendidikan Anak Usia Dini
1. Infant (0-1 tahun)
2. Toddler (2-3 tahun)
3. Preschool/ Kindergarten children (3-6 tahun)
4. Early Primary School (SD Kelas Awal) (6-8 tahun)
B. Pengertian dan Tujuan Berbicara
1. Pengertian Berbicara
Ada beberapa pengertian berbicara antara lain:
a. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
b. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.
c. Berbicara adalah proses individu berkomunikasi dengan lingkungan masyarakat untuk menyatakan din sebagai anggota masyarakat.
d. Berbicara adalah ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru.
e. Berbicara ada!ah tingkah laku yang dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya disekitar tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.
Tujuan berbicara adalah untuk menginformasikan, untuk melaporkan, sesuatu hal pada pendengar. Sesuatu tersebut dapat berupa, menjelaskan sesuatu proses, menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal, memberi, menyebarkan, atau menanamkan pengetahuan, menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.
2. Unsur Berbicara dan Prosedur Kegiatan Berbicara
Di dalam kegiatan berbicara terdapat lima unsure dasar yang terlibat yaitu:
a. Pembicara
b. Isi pembicaraan,
c. Saluran,
d. Penyimak, dan
e. Tanggapan penyimak.
Prosedur Kegiatan Berbicara
a. Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati.
b. Membatasi pokok pembicaraan.
c. Mengumpulkan bahan-bahan.
d. Menyusun bahan (pendahuluan, isi, kemampuan)

3. Konsep Dasar Berbicara
Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap atau kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah. Pengajaran berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi.
Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni:
a. berbicara dan menyimak adalah suatu kegiatan resiprokal,
b. berbicara adalah proses individu berkomunikasi,
c. berbicara adalah ekspresi kreatif,
d. berbicara adalah tingkah laku,
e. berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari,
f. berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman,
g. berbicara sarana memperluas cakrawala,
h. kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat,
i. berbicara adalah pancaran kepribadian. (Logan dkk., 1972:104-105).
4. Jenis-Jenis Berbicara
Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan berbagai jenis berbicara. Antara lain : diskusi, percakapan, pidato menjelaskan, pidato menghibur, ceramah, dan sebagainya.
Berdasarkan pengamatan minimal ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi berbicara. Kelima landasan tersebut adalah :
a. Situasi
Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan tertentu. Situasi dan lingkungan itu dapat bersifat formal atau resmi, mungkin pula bersifat informal atau tak resmi. Dalam situasi formal pembicara dituntut berbicara secara formal, sebaliknya dalam situasi tak formal, pembicara harus berbicara secara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang bersifat informal banyak dilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari.
b. Tujuan
Akhir pembicaraan, pembicara menginginkan respons dari pendengar. Pada umumnya tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasi-kan, menstimulasikan, meyakinkan, atau menggerakkan pendengarnya.
c. Metode Penyampaian
Ada empat cara yang bisa digunakan orang dalam menyampaikan pembicaraannya, antara lain:
1) penyampaian secara mendadak
2) penyampaian berdasarkan catatan kecil
3) penyampaian berdasarkan hafalan
4) penyampaian berdasarkan naskah


d. Jumlah Penyimak
Komunikasi lisan melibatkan dua pihak, pendengar dan pembicara. Jumlah peserta yang berfungsi sebagai penyimak dalam komunikasi lisan dapat bervariasi misalnya satu orang, beberapa orang (kelompok kecil), dan banyak orang (kelompok besar).
e. Peristiwa Khusus
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering menghadapi berbagai kegiatan. Sebagian dari kegiatan itu dikategorikansebagai peristiwa khusus, istimewa, atau spesifik. Contoh kegiatan khusus itu adalah ulang tahun, perpisahan, perkenalan, pemberian hadiah. Berdasarkan peristiwa khusus itu berbicara atau berpidato dapat digolongkan atas enam jenis,
1) pidato persentasi
2) pidato penyambutan
3) pidato perpisahan
4) pidato jamuan (makan malam)
5) pidato perkenalan
6) pidato nominasi (mengunggulkan)
C. Perkembangan Kata dan Kalimat Pada Anak Usia Dini
Kata-kata pertama adalah kata-kata lisan pertama yang diucapkan oleh seorang anak setelah mampu bicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Kata-kata pertama merupakan cara seorang anak untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, dan biasanya dianggap sebagai proses perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh kematangan kognitif. Kematangan kognitif tersebut biasanya ditandai dengan kemampuan anak untuk merangkai susuan kata dalam berbicara baik dengan orang tua atau orang lain. Kemampuan ini akan terus berkembang jika anak sering berkomunikasi ataupun berinteraksi dengan orang lain.

Oleh karena itu, menurut Schaerlaekens yang dikutip dari Dariyo, Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama terdapat tiga tahap perkembangan kalimat pada anak usia lima tahun pertama yaitu.
1. Periode prelingual (usia 0-1 th): ditandai dengan kemampuan bayi untuk mengoceh sebagai cara berkomunikasi dengan orangtuanya. Pada saat itu bayi tampak pasif menerima stimuls eksternal yang diberikan oleh orangtuanya, tetapi bayi mampu memberikan respons yang berbeda-beda terhadap stimulus tersebut misalkan: bayi akan tersenyum terhadap orang yang dianggapnya ramah dan akan menagis dan menjerit kepada orang yang dianggap tidak ramah atau ditakutinya.
2. Periode Lingual dini (usia 1-2½ tahun): ditandai dengan kemampuan anak dalam membuat kalimat satu kata maupun dua kata dalam suatu percakapan denga orang lain. Periode ini terbagi atas 3 tahap yaitu
a. periode kalimat satu kata (holophrase) yaitu kemampuan anak untuk membuat kalimat yang hanya terdiri dari satu kata yang mengandung pengertian secara menyeluruh dalam suatu pembicaraan. Misal: anak mengatakan ”ibu”. Hal ini dapat berarti: ”ibu tolong saya”, ”itu ibu”, ”ibu ke sini”.
b. periode kalimat dua kata yaitu periode perkembangan bahasa yang ditandai dengan kemampuan anak membuat kalimat dua kata sebagai ungkapan komunikasi dengan orang lain. Bahasa kalimatnya belum sempurna karena tidak sesuai dengan susunan kalimat Subyek (S), Predikat (P) dan Obyek (O) misal: kakak jatuh, lihat gambar. Dan
c. periode kalimat lebih dari dua kata yaitu periode perkembangan bahasa yang ditandai dengan kemampuan anak untuk membuat kalimat secara sempurnasesuai dengan susunan S-P-O. Kemampuan ini membuat anak mampu berkomunikasi aktif dengan orang lain. Pada tahap ini terjadi perubahan cara pandang. Anak sudah memahami pemikiran dan perasaan orang lain dan mengakibatkan berkurangnya sifat egois anak. Misal: ”Saya makan nasi”.
3. Periode Diferensiasi (usia 2½ -5 tahun), ditandai dengan kemampuan anak untuk mengusai bahasa sesuai dengan aturan tata bahasa yang baik dan sempura yaitu kalimatnya terdiri dari Subyek Predikat dan Obyek. Perbendaharaan kayanya pun sudah berkembang baik dari segi kualitas dan kuantitas.
Sejak lahir, anak-anak secara aktif terlibat dalam menyusun pemahaman-pemahan mereka sendiri dari pengalaman-pengalaman dan pemahaman-pemahaman ini dimediasi oleh dan secara pasti terhubungan kepada kontek sosiokultural. Anak-anak usia dini secara aktif belajar dari mengamati dan berpartisipasi dengan anak-anak dan orang dewasa lain, termasuk di dalamnya adalah para orangtua dan para guru. Anak-anak membentuk hipotesis mereka sendiri dan membuktikannya melalui interaksi sosial, manipulasi fisik, apa yang terjadi dan melalui proses-proses berpikir mereka sendiri, merefleksikan dalam temuan-temuan mereka, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan memformulasikan jawaban-jawaban. Ketika objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan orang-orang lain menunjukkan hal yang berbeda dengan model yang secara mental telah tersusun dalam diri anak, anak dipaksa untuk menyesuaikan model atau mengubah struktur mental untuk mempertimbangkan informasi baru. Selama masa usia dini, anak-anak secara kontinyu memproses pengalaman-pengalaman baru untuk membentuk ulang, memperluas, dan mereorganisasi struktur-struktur mental (Piaget 1952; Vygotsky 1978; Case & Okamoto 1996). Ketika para guru dan orang dewasa menggunakan berbagai strategi untuk mendorong anak-anak melakukan refleksi atas pengalaman-pengalaman mereka melalui sebuah perencanaan, maka pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh menjadi mendalam (Copple, Sigel, & Saunders 1984; Edwards, Gandini, & Forman 1993; Stremmel & Fu 1993; Hohmann & Weikart 1995).
Dalam pernyataan prinsip ini, istilah pengalaman fisik dan sosial digunakan dalam kontek yang luas termasuk ekspose anak terhadap pengetahuan fisik, belajar melalui pengalaman menggunakan benda-benda ( mengamati bahwa bola yang dilempar ke udara jatuh kembali), dan pengetahuan sosial, termasuk hal-hal penting yang secara kultural ditransmisikan agar anak-anak berfungsi dengan baik di dunia ini. Sebagai contoh, anak-anak secara progresif menyusun pemahaman mereka atas berbagai symbol, akan tetapi yang mereka gunakan (seperti system alphabet atau numeric) merupakan sesuatu yang ditransmisikan kepada mereka oleh orang-orang dewasa dalam budaya mereka.
Dalam tahun-tahun belakangan ini, diskusi-diskusi mengenai perkembangan menjadi terpolarisasi (lihat Seifert 1993). Teori Piaget menekankan bahwa perkembangan struktur kognitif tertentu merupakan prasyarat bagi belajar (contoh perkembangan mempengaruhi belajar), sementara penelitian lainnya telah mendemonstrasikan bahwa pengajaran tentang konsep-konsep spesifik atau strategi-strategi dapat memfasilitasi perkembangan struktur kognitif menjadi lebih matang (belajar mempengaruhi perkembangan) (Vygotsky 1978; Gelman & Baillargeon 1983). Usaha-usaha terkini untuk mengatasi dikotomi yang jelas ini (Seifert 1993; Sameroff & McDonough 1994; Case & Okamoto 1996) mengakui bahwa esensinya kedua perspektif teoritis tersebut adalah benar dalam menjelaskan aspek-aspek perkembangan kognitif selama usia dini. Pengajaran yang strategis tentu saja dapat meningkatkan belajar anak-anak. Dengan demikian, pengajaran langsung kemungkinan besar tidak efektif dan gagal jika tidak disesuaikan dengan pengetahuan dan kapasitas-kapasitas kognitif anak dalam setiap tahapan perkembangannya.














BAB III
PEMBAHASAN
A. Tahap perkembangan bahasa berbicara anak secara umum
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
1. Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bag: anak dapat berarti “saya mau duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”. Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh anak tersebut, apabila kiia tahu dalam konteks apa kata tersrbut diucapkan, sambil mcngamati mimik (ruut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada umumnya kata pertama yang diurapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar. Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan uniuk dirinya sendiri. Mulailah mcngadakan komunikasi dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan, akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1. Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan, informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2. Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya dan dari pola bicara orang dewasa.
3. Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Bicara merupakan salah satu alat komunikasi yang paling efektif. Semenjak anak masih bayi string kali menyadari bahwa dengan mempergunakan bahasa tubuh dapat terpenuhi kebutuhannya. Namun hal tersebut kurang mengerti apa yang dimaksud oleh anak. Oleh karena itu baik bayi maupun anak kecil stlalu berusaha agar orang lain mengcrti maksudnya. Hal ini yang mendorong orang untuk belajar berbicara dan membuktikan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang paling efektif dibandingkan dengan bentuk-bcntuk komunikasi yang lain yang dipakai anak sebelum pandai berbicara. Oleh karena bagi anak bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tctapi juga birfungsi nntuk mcncapni tujuannya, misalnya:
1. Sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan.Dengan berbicara anak mudah untuk mcnjclaskan kebutuhan dan keinginannya tanpa harus menunggu orang lain mengerti tangisan, gerak tubuh atau ekspresi wajahnya. Dengan demikian kemampuan berbicara dapat mengurangi frustasi anak yang disebabkan oleh orang tua atau lingkungannya tidak mengerti apa saja yang dimaksudkan oleh anak.
2. Sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain. Pada umumnya setiap anak merasa senang menjadi pusat perhatian orang lain. Dengan melalui keterampilan berbicara anak berpendapat bahwa perhatian Orang lain terhadapnya mudah diperoleh melalui berbagai pertanyaan yang diajukan kepada orang tua misalnya apabila anak dilarang mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Di samping itu berbicara juga dapat untuk menyatakan berbagai ide, sekalipun sering kali tidak masuk akal-bagi orang tua, dan bahkan dengan mempergunakan keterampilan berbicara anak dapat mendominasi situasi “.ehingga terdapat komunikasi yang baik antara anak dengan teman bicaranya.
3. Sebagai alat untuk membina hubungan sosial. Kemampuan anak berkomunikasi dengan orang lain merupakan syarat penting untuk dapat menjadi bagian dari kelompok di lingkungannya. Dengan keterampilan berkomunikasi anak-anak Icbih mudah diterima oleh kelompok sebayanya dan dapat mempcroleh kescmpatan Icbih banyak untuk mendapat peran sebagai pcmimpin dari suatu kelompok, jika dibandingkan dengan anak yang kurang terampil atau tidak memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik.
4. Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri. Dari pernyataan orang lain anak dapat mengetahui bagaimana perasaan dan pendapat orang tersebut terhadap sesuatu yang telah dikatakannya. Di samping anak juga mendapat kesan bagaimana lingkungan menilai dirinya. Dengan kata lain anak dapat mengevaluasi diri melalui orang lain.
5. Untuk dapat mcmpengaruhi pikiran dan peiasaan orang lain. Anak yang suka berkomentar, menyakiti atau mengucapkan sesuatu yang tidak menyenangkan tentang orang lain dapat menyebabkan anak tidak populer atau tidak disenangi lingkungannya. Sebaliknya bagi anak yang suka mcngucapkan kata-kata yang menyenangkan dapat merupakan medal utama .bagi anak agar diterima dan mendapat simpati dari lingkungannya.
6. Untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Dengan kemampuan berbicara dengan baik dan penuh rasa percaya diri anak dapat mempengaruhi orang lain atau teman sebaya yang berperilaku kurang baik menjadi teman yang bersopan santun. Kemampuan dan keterampilan berbicara dengan baik juga dapat merupakan modal utama bagi anak untuk menjadi pemimpin di lingkungan karena teman sebryanya menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
1. Kognisi (Proses Memperoleh Pengetahuan)
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
2. Pola Komunikasi Dalam Keluarga.
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.
3. Jumlah Anak Atau Jumlah Keluarga.
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
4. Posisi Urutan Kelahiran.
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5. Kedwibahasaan (Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putus bicaranya. Adapun faktor-faktor yang terpenting didalam anak banyak bicara yaitu :
1. Inteligensi. Yaitu semakin cerdas (pintar) anak, semakin cepat anak menguasai keterampilan berbicara.
2. Jenis disiplin. Yaitu anak-anak yang cenderung dibesarkan dengan cara disiplin lebih banyak bicaranya ketimbang pada suatu kekerasan.
3. Posisi urutan. Yaitu anak sulung cenderung/didorong ortu untuk banyak berbicara daripada adiknya.
4. Besarnya keluarga
5. Status sosial ekonomi
6. Status ras
7. Berbahasa dua
8. Penggolongan peran seks
Potensi Anak Berbicara Didukung oleh Beberapa Hal :
1. Kematangan alat berbicara. Kemampuan berbicara juga tergantung pada kematangan alat-alat berbicara. Misalnya tenggorokan, langit-langit, lebar rongga mulut dan Iain-lain dapat mempengaruhi kematangan berbicara. Alat-alat tersebut baru dapat berfungsi dengan baik setelah sempi’rpa dan dapat membentuk atau memproduksi suatu kata dengan baik scbagai permulaan berbicara.
2. Kesiapan berbicara. Kesiapan mental anak sangat berganrung pada pertumbuhan dan kematangan otak. Kesiapan dimaksud biasanya dimnlai sejak anak berusia antara 12-18 bulan, yang discbut teachable moment dari perkembangan bicara. Pada saat inilah anak betul-betul sudah siap untuk belajar. bicara yang sesungguhriya. Apabila tidak ada gangguan anak akan segera dapat berbicara sekalipun belum jelas maksudnya.
3. Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak. Anak dapat membutuhkan suatu model tertentu -agar dapat melafalkan kata dengan tepat untuk dapat dikombinasikan dengan kata lain sehingga menjadi suatu kalimat yang berarti. Model tersebut dapat diperoleh dari orang lain, misalnya orang tua atau saudara, dari radio yang sering didengarkan atau dari TV, atau actor film yang bicaranya jelas dan berarti. Anak akan mengalami kesulitan apabila tidak pernah memperoleh model scbagaimana disebutkan diatas. Dengan sendirinya potensi anak tidak dapat berkembang sebagaimana mestinya.
4. Kesempatan berlatih. Apabila anak kurang mendapatkan latihan keterampilan berbicara akan timbul frustasi dan bahkan sering kali marah yang tidak dimengerti penyebabnya oleh orang tua atau lingkungannya: Pada gilirannya anak kurang memperoleh mouvasi untuk belajar berbicara yang pada umumnya disebut “anak ini lamban” bicaranya.
5. Motivasi untuk belajar dan berlalih. Memberikan motivasi dan melatih anak untuk berbicara sangat penting bagi annk karena untuk memenuhi kebutuhannya untuk memanfaatkan potensi anak. Orang tua hendaknya selalu berusaha agar motivasi anak untuk berbicara jangan terganggu atau tidak mendapatkan pengarahan.
6. Bimbingan bagi anak sangat. penting untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu hendaknya orang tua suka memberikan contoh atau model bagi anak, berbicara dengan pelan yang mudah diikuti oleh anak dan orang tua siap memberikan kritik atau membetulkan apabila dalam berbicara anak berbuat suatu kesalahan. Bimbingan tersebut sebaiknya selalu dilakukan secara terus menerus dan konsisten sehingga anak tidak mengalami kesulitan apabila berbicara dengan orang lain.
Langkah-langkah untuk membantu perkembangan bahasa anak :
1. Membaca: Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling penting yang dapat dilakukan bersama anak setiap hari. Ketika orang tua membaca, tunjuklah gambar yang ada di buku dan sebutkan nama dari gambar tersebut keras-keras. Mintalah anak untuk menunjuk gambar yang sama dengan yang ada sebutkan tadi. Buatlah kegiatan membaca menjadi menyenangkan dan menarik bagi anak dan lakukanlah setiap hari.
2. Berbicaralah mengenai kegiatan sederhana yang orang tua dan anak lakukan dengan menggunakan bahasa yang sederhana.
3. Perkenalkan kata-kata baru pada anak setiap hari, dapat berupa nama-nama tanaman, nama hewan ataupun nama makanan yang disiapkan baginya.
4. Cobalah untuk tidak menyelesaikan kalimat anak. Berikan kesempatan baginya untuk menemukan sendiri kata yang tepat yang ingin dia sampaikan.
5. Berbicaralah pada anak setiap hari, dan pandanglah mereka ketika berbicara atau mendengarkan mereka. Biarkan mereka tahu bahwa mereka sangat penting.
Berikut beberapa cara untuk menstimulasi agar perkembangan bicara batita semakin lancar dan ia gemar bicara:
1. Ceritakan kesibukan Anda. Omongkan dengan lantang apa saja yang sedang Anda kerjakan dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun Anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab, Chicago.
2. Jadi ‘role model’. Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya. “Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu,” kata Pam lagi.
3. Berlagak “bodoh”. Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus apa?” Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
4. Tetap nyata. Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang bermakna.
C. Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orang tua/orang dewasa, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah.
Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.

Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
Kesalahan yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
1. Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
2. Mengganti huruf/suku kata seperti “tolly” padahal “Dolly”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.
3. Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g.
4. Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Faktor-faktor yang mempengaruhi anak berbicara Awal masa kanak-kanak terkenal sebagai masa tukang ngobrol, karena sering kali anak dapat berbicara dengan mudah tidak terputus-putusbicaranya.
Perkembangan bicara anak tergantung pada tumbuh kembang ucapan (pelafasan) bicara anak tersebut. Didalam pembelajaran bicara pada anak usia dini orang tua sangat berperan penting, karena tanpa bantuan dari orang tua, anak tidak akan bisa berbicara. Adapun maksud dari tujuan perkembangan bicara anak untuk melatih mengucapkan kata-kata kosa kata, contohnya “mam” maksud disini anak tersebut bilang “makan”. Karena adanya dampak keterlambatan bicara atau gangguan bicara anak terpengaruh dari lingkungan tempat tinggal anak tersebut dan kurangnya pola asuh dari orang tua untuk mengajari anak berbicara.
B. Saran-saran
Semoga dengan adanya makalah ini menjadi masukan yang positif atau sebagai sumber informasi dan refrensi tambahan bagi semua orang yang ingin menjadikan anak dapat berbicara dengan mudah.

sel tumbuhan dan hewan

ACARA 2
BENTUK SEL TUMBUHAN DAN SE HEWAN
A. Pelaksanaan Praktikum
1.Tujuan praktikum : Mengamati berbagai macam bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.
2. Hari, tanggal praktikum : Rabu, 24 November 2010.
3. Tempat praktikum :Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Seorang ilmuan inggris bernama Robert Hooke mengamati irisan gabus dengan mikroskop sederhana. Hooke menemukan seperti jaringan yang tersussun atas sekumpulan kotak-kotak, Selanjutnya dia menamakn sekumpulan kotak itu sel. Pda tahun 1939 seorang ahli tumbuhan (botani) mengadakan pengamatan mikroskopis terhadap berbagai bagian tumbuhan pada saat bersamaan Sechawan mengamati berbagai bagian hewan di tempat berbeda, ternyata keduanya menemukan hal yang sama, yaitu baik hewan dan tumbuhan tersusun atas sel-sel. Dalam perkembangan selanjutnya, penemuan scleiden dan schawan dikenal sebagai teori sel yang berbunyi “sel adalah unit terkecil atau unit dasar mahluk hidup baik secara structural maupun fungsional” (Supeni, 1996 : 3).
Sel merupakan suatu structural utama yang membentuk mahluk hidup. Beberapa organisme terdiri dari satu sel yang disebu iniseluler dan ada beberapa yang lain terdiri atas banyak sel yang disebut multiseluler. Semua sel tertutup oleh smua membran sel, sel-sel organism miultiseluler terdifirensiasi menjadi sejumlah tipe yang nyata. Setiap sel terdifirensiasi bercirikan morfologi khusus, melaksanakan satu atau beberapa fungsi dan biasanya satu atau lebih protein yang berkaitan denga fungsi-fungsinya. Sel-sel organisme multiseluler saling berkomunikasi dengan berbagai cara (Kimbal, 1999 : 116).
Sel hewan dan sel tumbuhan meskipun memiliki struktur dasar yang sama, tetapi terdapat prbedaan yang dapat digunakan debagai ciria khas setiap jenis sel tersebut. Pada sel tunbuhan terdapat dinding sel yang tebal dan tersusun atas selulosa, hemiselulosa, lignin, dan sedikit lipoprotein. Sementara pada sel hewan di lindungi oleh sel tipis yang di sebut membrane sel. Membrane sel tersusun atas lipoprotein saja tanpa tanpa ada unsur yang lain seperti bahan penyusun dinding sel pada tumbuhan (Djamur, 1997 : 67).
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Mikroskop monokuler cahaya
b. Silet
c. Gelas benda
d. Kaca atau gelas penutup
e. Pipet tetes
f. Cawan petri
2. Bahan :
a. Rambut buah Ceiba pentandra
b. Rambut biji Gossypium sp.
c. Sediaan air kolam
D. Cara Kerja
1. Ceiba pentandra
a. Mengambil 2-3 helai rambut buah Ceiba pentandra dan meletakkanya pada gelas benda,
b. Menambahkan praparat dengan air dan menutup preparat dengan gelas penutup,
c. Mengamati sediaan dengan pembesaran lemah hingga pembesaran kuat,
d. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
2. Gossypium sp.
a. Meletakkan 2-3 helai rambut biji . Gossypium sp. Pada gelas benda,
b. Menambahkan praparat dengan air dan menutup preparat dengan gelas penutup,
c. Mengamati sediaan dengan pembesaran lemah hingga pembesaran kuat,
d. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
3. Sediaan air kolam
a. Menempatkan air sampel pada cawan petri,
b. Mengambil air tersebut dengan pipet yang bersih atau steril dan meneteskannya satu tetes pada gelas benda,
c. Menutup dengan gelas penutup secara hati-hati dan menghindari terjadinya gelembung udara pada objek,
d. Mengisap dengan gelas pengisapatau tisu jika air berlebihan di dalam gelas benda,
e. Memeriksa preparat tersebut menggunakan mikroskop, kemudian mengamati dengan pembesaran lemah hingga pembesaran kuat,
f. Menulis nama hewan yang berhasil diidentifikasi dan memberi keteranangan.


E. Hasil Pengamatan
terlampir
F.Pembahasan
Dari hasil pengamatan rambut buah Ceiba pentandra dapa dilihat bahwa bentuk selnya berupa benang-benang dengan gelembung udara di dalamnya. Bagian –bagian sel yang dapat dilihat hanya dinding sel dan ruang antar sel. Beberapa literature menyebutkan bahwa penambahan alcohol 70% pada rambut buah Ceiba pentandra menyebabkan gelembung uadara menjadi hilang atau berkurang. Hal ini disebabkan karena fungsi alkohol itu sendiri , salah satunya adalah untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara pada waktu pembuatan preparat segar. Alkohol menyebabkan gelembung-gelembung mengalami dehidrasi. Dehidrasi merupakan peristiwa dimana cairan sel dalam hal ini gelembung udara keluar akibat konsentrasi alkohol yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi cairan sel.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa Gossypium sp. terbentuk benang-benang dan memiliki torsi. Torsi adalah ikatan penyatuan antar dua sel. Dibagian torsi inilah sel-sel rambut biji saling menyatu sehingga menjadi kuat. Bagia-bagian lain yang terlihat seperti dinding sel dan ruang sel. Pada percobaan ini juga dapat dilihat bahwa rambut biji Gossypium sp. mempunyai sel yang merupakan desivat dari epidermis biji , fungsi sel ini adalah untuk membantu pemencaran diaspora dan juga membantu proses perkecambahan.
Pada pengamatan persediaan air kolam, pada percobaannya kami tidak dapat menemukan organisme yang terdapat pada air kolam tersebut, yang terlihat hanyalah gelembung-gelembung udara. Dalam gambar pembandingnya digunakan Paramacium sp. karena Paramacium sp. merupakan salah satu organism yang bertempat di air. Paramaecium sp. adalah dalah salah satu jenis ciliate dari genus pramaecium yang bergerak dengan cilia ( latin : cilia=bulu mata) yang menjulur dari permukaannya. Silia itu bergerak dengan teratur dan memungkinkan organisme itu berpindah tempat di dalam air. Paramacium sp. berbentuk seperti terumpah atau sandal. Bagian –bagian Paramacium sp. yang terdapat pada gambar yaitu antara lain : endoplasma , vakuola kontraktil, cilium+ trikosis, vakuola makanan, peristom, makronukleus, mikronukleus, sitosom dan sitopige.




G. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
a.Sel sebagai unit dasar suatu kehidupan memiliki bentuk yang bermacam-macam.
b. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki membrab sel.
c. Sel pada rambut biji Gossypium sp. merupakan sel mati, ini terlihat dari tidak adanya inti sel.
d. Pada sel rambut buah Ceiba pentandra tidak mempunyai torsi sehingga membuatnya lebih lemah daripada Gossypium sp. yang mempunyai torsi.
e. Organisme yang bersel tunggal memiliki alat gerak yang berbeda antara jenis yang satu dengan yang lain, pada genus ciliata genus paramaecium bergerak dengan silia.

mikroskop

ACARA 1
MIKROSKOP
A. Pelaksanaan Praktikum

1. Tujuan praktikum : Memahami cara penggunaan mikroskop secara tepat dan benar.
2. Hari, tanggal praktikum : Rabu, 10 November 2010.
3. Tempat praktikum : Laboraturium Botani FKIP Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil, yang tidak bias dilihat dengan menggunakan lup atau mata telanjang seperti penampang sel dari jasad renik. Alat ini terdiri dari dua lensa cembung dengan jarak fokus yang berbeda-beda, yang nilai fokusnya kecil diletakkan letak benda disebut lensa obyektif, sedangkan lensa yang satunya lagi nilai fokusnya lebih besar ditempatkan dekat mata dan disebut lensa okuler (Supeni, 1996 : 10).
Mikroskop biasa merupakan suatu alat yang mempinyai bagian tertentu, yaitu bagian alat optic dan bagian mekanik. Bagian optik terdiri atas lensa dan cermin. Mikroskop biasa berfungsi untuk mengamati benda-benda kecil atau mikroskopis dan transparan . Mikroskop binokuler merupakan mikroskop biasa yang pada permukaan bawah meja objek dan lensa obyektifnya dipasang sepasang perlengkapan kontrafase, gununya untuk melihat sel hidup tanpa menggunakan bahan pewarna. Mikroskop elektron merupakan mikroskop yang mempunyai pembesaran sangat kuat ( ± 1 juta kali), gunanya untuk melihat atau mengamati sel-sel yang sangat kecil seperti virus dan bakteri ( Anwar, 1987 : 21 ).
Penemuan lensa yang dapat memperbesar bayangan suatu objek sampai beberapa kali lipat telah membuka kesempatan bagi para biologiwan untuk menganati jasad renik. Cara penggunaan mikroskop abad 17, dengan meletakkan objek yang diperiksa pada ujung jarum dan sisi lain lensa di bawah dekat mata. Kaca pembesar zaman sekarang sangat praktis, mikroskop dengan lensa tunggal pada abad ke-17 hanya berupa satu lensa. Dengan mengatur jarak antara lensa dengan objek maka didapat tiik fokusnya dan objek nampak pada kaca yang lebih besar dari pada ukuran sebelumnya. Mikroskop merupakan perkalian dari pembesaran dari masing-masing lensa. Beberapa optik mikroskop mempunyai satu lensa okuler dinamakan mikroskop munokuler (Nasir, 2001 :3).
Setelah mikroskp cahaya yang baik tersedia pada awal abad ke-19, orang mengetahui bahwa semua jaringan pada hewan dan tumbuhan ternyata tersusun dari bagian bagian yang lebih kecil yang disebut sel. Diciptakannya mikroskop elektron yang pembesarannya jauh lebih kuat pada awal tahun 1940-an, memerlukan pengembangan teknik-teknik baru, baru penyiapan spesimen untuk kerja mikroskop itu sendiri. Sebuah mikroskop cahaya ditentukan oleh panjang gelombang cahaya nampak yang memiliki rentang dari sekitar 0,4μm (untuk ungu) hingga 0.7μm ( untuk merah tua). Namun karena sifat alaminya sebagai gelombang, cahaya tidak secara tepat mengikuti lintasan sinar lurus yang idea seperti dugaan menurut optika geometri. Namun ini bukanlah menjadi penghalang dalam upaya pengkajian sel, justru sebaliknya, kita akan melihat bagaimana interferensi dan difraksi dapat dieksploitasi untuk mempelajari sel-sel yang dalam keadaan hidup, tanpa zat pewarna sama sekali (Albert, 1997: 216).
C. Alat dan Bahan Praktikum
1. Alat
a. Mikroskop monokuler cahaya
b. Gelas benda
2. Bahan
-
D. Cara Kerja
1. Mencari bidang pandang (pengkihatan)
a. Menggambar cermin cahaya,
b. Memutar revolver sedemikian rupa sehingga lensa objektif terlemah tepat lurus di bawah teropong,
c. menaikkan kondensor sampai kedudukan maksimal dengan memutar sekrup pengatur kondensor,
d. Membuka diafragma selebar mungkin, melihat bidang pandang melalui lensa okuler,
e. Menggerakkan cermin untuk menangkap cahaya sedemikia rupa sehingga melihat adanya bidang pandang yang putih bersih seperti lingkaran.
2. Mencari bayangan pada preparat atau sediaan:
a. Memastikan bahwa lensa objektif dengan perbesaran lemah (terkecil) posisinya berada tepat di bawah teropong,
b. Menetapkan gelas benda berikut preparat yang akan diamati pada meja tepat dibawah lensa objektif dan mencepitnya dengan pencepitnya, serta mengatur posisinya dengan sekrup penggerak preparat,
c. Menurunkan teropong secara berlahan-lahan, sambil tetap diamati sampai kita mendapatkan bayangan yang kita cari,
d. Memutar dan mengganti kedudukan lensa objektif dengan pembesaran yang lebih kuat sehingga akan mendapatkan bayangan yang lebih.


E. Hasil Pengamatan
terlampir

F. Pembahasan
Mikroskop secara umum dibagi menjadi dua yaitu mikroskop optik atau cahaya dan mikroskop electron. Mikroskop cahaya dibagi menjadi dua yaitu monokuler yang hanya mempunyai sebuah lensa okuler dan binokuler yang mempunyai dua lensa okuler yang terpisah. Namun mikrokop yang banyak digunakan adalah mikroskop yang banyak digunakan adalah mikroskop adalah mikroskop monokuler cahaya yang terdiri dari : statip teropong, dan alat penerangan.
Statip terdiri dari, kaki sebagai pemikul keseluruhan mikroskop, badan mikroskop, meja mikroskop untuk meletakkan preparat berikut gelas objeknya (tempat preparat), pengatur letak perparat mekanik untuk mengatur posisi preparat atau bagian yang diingini tepat di bawah mikroskop (teropong), dan sekerup pengatur jarak teropong dengan preparat yang terdiri dari sekerup kasar (macrometer schroef) untuk menggerakkan naik turun teropong secara tepat dan sekerup halus (micrometer schroef) untuk menggerakkan naik turun sekerup secara lambat atau halus.
Teroponog terdiri dari lensa objektif yang dekat dengan preparat, lensa okuler yang dekat dengan mata pengamat. Kemudian pada praktikum atau pengamatan kita sering mendengar pembesaran 15×10, artinya 15× dengan lensa okuler dan 10× dengan lensa objektif. Alat penerangan terdiri dari cermin untuk menangkap sinar dan biasa digunakan adalah cermin cekung , gelas filter yang digunakan apabila sumber penerangan yang digunakan adalah cahaya lampu, diafragma untuk mengatur banyak sedikitnya sinar yang masuk ke dalam mikroskop serta kondensor untuk mengatur pemuatan sinar yang menerangi preparat.
Dalam mencari bayangan pada preparat atau sediaan, kita harus menempuh cara-cara seperti yang terdapat pada cara kerja. Jika itu semua telah digunakan, namun bayangan tetap tidak jelas, maka dapat dilakukan beberapa upaya seperti memutar-mutar sekerp halus sampai pada posisi teropong yang menghasilkan penglihatan bayanyang yang paling jelas dan memutar sekerup, menuntunkan kondensor guna mengurangi pemsatan sinar (menguramgi silau), sedemikian hingga nampak oleh mata batas-batas bagian preparat menjadi jelas. Dalam menggunakan mikroskop dengan baik dan benar perlu diperhatikan beberapa hal yaitu: meneliti bagian-bagian mikroskop, membersihkan bagian –bagian mikroskop, yang berupa lensa dibersihkan dengan menggunakan kain flannel (berwarna) dan bagian selain lensa digunakan kain putih. Selain itu, mikroskop diletakkan di dalam lemari yang di atasnya diberi pencahayaan lampu. Karena itu, perlu kehati-hatian serta ketelitian dalam menggunakan maupun merawatnya.
Fungsi bagian-bagian optik seperti lensa okuler: langsung sebagai pengamat dan penerima langsung cahaya yang terpantul atau terbiasdaru cermin. Lensa objektif digunakan untuk menerima cahaya yang berasal dari kondensor yang telah melewati materi yang diamati. Sedangkan diafragma berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mikroskop. Fungsi bagian-bagian mekanik seperti kaki mikroskop yaitu sebagai penyangga mikroskop. Pemutar mikroskop yang kasar berguna agar specimen menjadi terfokus. Meja benda berfungsi untuk menjepit benda saat melakukan pengamatan.

G. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil beberapa antara lain:
a. Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda atau mahluk yang berukuran kecil.
b. Bagian –bagian mikroskop secara umum terdiri dari bagian optik dan mekanik.
c. Bagian –bagian optik dari mikroskop adalah lensa okuler, lensa objektif dan diafrgma.
d. Bagian –bagian mekanik dari mikroskop adalah kaki mikroskop, meja benda, penjepit kava objek, dan pemutar mikroskop.
e. Pada umumnya mikroskop yang sering digunakan dalam praktikum biologi adalah mikroskop monokuler cahaya yang secara umum terdiri dari statip , teropong, dan alat penerang.
f. Penggunaan mikroskop perlu ketelitian dan kehati-hatian agar mikroskop tetap awet dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.

aliran-aliran pendidikan

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

A

liran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalm kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini.

Macam-Macam Aliran Pendidikan
1. ESENSIALISME
Esensialisme adalah pendidikan yang di dasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul pada zaman Renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresivisme. Perbedaannya yang utama ialah dalam memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.
Dengan demikian Renaissance adalah pangkal sejarah timbulnya konsep-konsep pikir yang disebut esensialisme, karena itu timbul pada zaman itu, esensialisme adalah konsep meletakkan sebagian ciri alam pikir modern. Esensialisme pertama-tama muncul dan merupakan reaksi terhadap simbolisme mutlak dan dogmatis abad pertengahan. Maka, disusunlah konsep yang sistematis dan menyeluruh mengenai manusia dan alam semesta, yang memenuhi tuntutan zaman
Tokoh-tokoh Esensialisme

1. Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1770 – 1831)
Georg Wilhelm Friedrich HegelHegel mengemukakan adanya sintesa antara ilmu pengetahuan dan agama menjadi suatu pemahaman yang menggunakan landasan spiritual.
2. George Santayana
George Santayana memadukan antara aliran idealisme dan aliran realisme dalam suatu sintesa dengan mengatakan bahwa nilai itu tidak dapat ditandai dengan suatu konsep tunggal, karena minat, perhatian dan pengalaman seseorang menentukan adanya kualitas tertentu.
Pandangan Esensialisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan
1. Pandangan Essensialisme Mengenai Belajar
Idealisme, sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitik beratkan pada aku. Menurut idealisme, bila seorang itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami akunya sendiri, terus bergerak keluar untuk memahami dunia obyektif. Dari mikrokosmos menuju ke makrokosmos.belajar dapat didefinisikan sebagai jiwa yang berkembang pada sendirinya sebagai substansi spiritual. Jiwa membina dan menciptakan diri sendiri.
2.Pandangan Essensialisme Mengenai Kurikulum
Beberapa tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi yang kuat
2. PROGRESIVISME
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini : George Axtelle, William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff.
Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi dan mengatasi maslah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri (Barnadib, 1994:28). Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar "naturalistik", hasil belajar "dunia nyata" dan juga pengalaman teman sebaya
Tokoh-tokoh Progresivisme
1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910)
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.
2. John Dewey (1859 - 1952)
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas
3. Hans Vaihinger (1852 - 1933)
Hans VaihingerMenurutnya tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.
Pandangan Progesivisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan
Anak didik diberikan kebebasan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain, Oleh karena itu filsafat progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.filsafat progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes (fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya.Sifat kurikulumnya adalah kurikulum yang dapat direvisi dan jenisnya yang memadai, yaitu yang bersifat eksperimental atau tipe Core Curriculum. Kurikulum dipusatkan pada pengalaman atau kurikulum eksperimental didasarkan atas manusia dalam hidupnya selalu berinteraksi didalam lingkungan yang komplek.
Progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan demikian core curriculum mengandung ciri-ciri integrated curriculum, metode yang diutamakan yaitu problem solving. Dengan adanya mata pelajaran yang terintegrasi dalam unit, diharapkan anak dapat berkembang secara fisik maupun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
3. PERENIALISME
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultual. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai nilai atau prinsip prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Aliran perennialisme meliputi :
a. Seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia,
b. Pertama yang harus diajarkan adalah tentang manusia, bukan mesin atau teknik. Sehingga tegas aspek manusiawinya dalam sains dan nalar dalam setiap tindakan
c. Mengajarkan prinsip-prinsip dan penalaran ilmiah, bukan fakta,
d. Mencari hukum atau ide yang terbukti bernilai bagi dunia yang kita diami,
e. Fungsi pendidikan adalah untuk belajar hal-hal tersebut dan mencari kebenaran baru yang mungkin,
f. Orientasi bersifat philosophically-minded (fokus pada perkembangan personal),
g. Memiliki dua corak, yaitu
1. Perennial Religius
Membimbing individu kepada kebenaran utama (doktrin, etika dan penyelamatan religius). Memakai metode trial and error untuk memperoleh pengetahuan proposisional.

2. Perennial Sekuler
Promosikan pendekatan literari dalam belajar serta pemakaian seminar dan diskusi sebagai cara yang tepat untuk mengkaji hal-hal yang terbaik bagi dunia (Socratic method). Disini, individu dibimbing untuk membaca materi pengetahuan secara langsung dari buku-buku sumber yang asli sekaligus teks modern. Pembimbing berfungsi memformulasikan masalah yang kemudian didiskusikan dan disimpulkan oleh kelas. Sehingga, dengan iklim kritis dan demokratis yang dibangun dalam kultur ini, individu dapat mengetahui pendapatnya sendiri sekaligus menghargai perbedaan pemikiran yang ada.
Pandangan perenialisme tentang pendidikan
Kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
Beberapa pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1. Program pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan akal (Plato)
2. Perkemhangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat untuk mencapainya ( Aristoteles)
3. Pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau nyata. (Thomas Aquinas)
Tokoh-tokoh Perenialisme
1. Plato. Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normative dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan
2. Aristoteles. Ia menganggap penting pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral
3. Thomas Aquinas. Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugad untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata
4. REKONSTRUKSIONISME
Kata rekonstruksionisme dalam bahasa Inggeris rekonstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme, pada prinsipnya, sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut, aliran rekonstruksionisme dan perenialisme, memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran
proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru, untuk mencapai tujuan utama tersebut memerlukan kerjasama antar ummat manusia.

Tokoh-tokoh Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930, ingin membangun masyarakat baru, masyarakat yang pantas dan adil. Beberapa tokoh dalam aliran ini: Caroline Pratt, George Count, Harold Rugg
Pandangan Rekonstruksionisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan
Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya inetelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.
Kemudian aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya leori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.

Selain keempat aliran pendidikan di atas, sebenarnya masih ada beberapa aliran yaitu:
1. Idealisme yang memandang bahwa realitas akhir adalah roh bukan materi maupun fisik. Pengetahuan yang diperoleh melalui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai adalah tetap dan tidak berubah.
2. Realisme yang memandang realitas adalah dualitis yang terdiri dari atas dunia fisik dan dunia ruhani. Realisme membagi realitas menjadi dua bagian yaitu :
a) subyek yang menyadari dan mengetahui
b) realita diluar manusia yang dijadikan obyek pengetahuan manusia
3. Materialisme yang berpandangan bahwa hakekat realisme adalah materi bukan ruhani, spiritual ataupun supernatural.
4. Pragmatisme yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami
5. Eksistensialisme yang memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Secara umum, eksistensialisme menekankn pilihan kreatif, subjektifitas pengalaman manusia dan tindakan kongkrit dari keberadaan manusia atas setiap skema rasional untuk hakekat manusia atau realitas.



A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.
2. Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya terhadap Pelaksanaan di Indonesia
a. Pengajaran Alam Sekitar
Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde, dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.
b. Pengajaran Pusat Perhatian
Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global. Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre d’interet.
c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan, bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.
d. Pengajaran Proyek
Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya masyarakat maju.
B. DUA ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
¬¬¬Asas Taman Siswa
 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-anak.
Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.
¬Tujuan Taman Siswa
 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
 Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut
 Berpikir logis dan rasional
 Keaktifan atau kegiatan
 Pendidikan masyarakat
 Memperhatikan pembawaan anak
 Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal, seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
 Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
 Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
 Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung jawab.
 Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.




DAFTAR PUSTAKA
http://idrisuinbi-2a.blogspot.com/2008/05/aliran-aliran-pendidikan.html
http://wahyuniunindrabio2a.blogspot.com/2008/06/aliran-aliran-pendidikan-esensialisme.html

http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/20/bab-vi-aliran-aliran-pendidikan/

kinetika kimia

BAB VII

KINETIKA KIMIA
Pendahuluan
Prinsip stoikiometri memungkinkan kita untuk menghitung jumlah zat yang dapat dihasilkan oleh suatu reaksi kimia. Tetapi tidak dapat menggambarkan berapa lama suatu reaksi terjadi. Untuk suatu proses industri, mungkin akan dipilih reaksi yang memberikan sedikit hasil tetapi berlangsung cepat dari pada reaksi alternatif lain yang menghasilkan senyawa yang sama. Di pihak lain, reaksi tertentu yang berlangsung sangat cepat mungkin tidak diinginkan karena mungkin menimbulkan ledekan. Ada pula saat-saat di mana reaksi kimia tidak diinginkan. Dalam keadaan ini, reaksi apapun diusahakan berlangsung selambat mungkin. Contohnya, pemberian anti karat pada pendingin dalam radiator mobil, dan penyimpanan susu dalam lemari es.
Kasus-kasus yang dikemukakan tersebut menyebabkan adanya kebutuhan untuk mampu mengukur, mengendalikan, dan bila mungkin meramalkan laju reaksi-reaksi kimia. Semua topik tersebut merupakan bagian dari kinetika kimia. Kinetika kimia juga kadang-kadang membantu kita untuk mengambil kesimpulan mengenai mekanisme suatu reaksi, atau perian (deskripsi) mendetil, yaitu bagaimana pereaksi-pereaksi awal berubah menjadi hasil secara tahap demi tahap. Peramalan laju reaksi kimia didasarkan pada persamaan matematik yang disebut hukum kecepatan.

PEM BAHASAN
a. Molaritas
Molaritas atau kemolaran merupakan suatu kepekatan atau konsentrasi dari suatu larutan. Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dapat dituliskan dengan rumus berikut :
atau
Ada kalanya molaritas ditentukan melalui pengenceran dari suatu larutan. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat larutan tidak berubah. Oleh karena jumlah molnya tetap maka n1 = n2 atau V1. M1 = V2.M2
Keterangan :
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah Mol

b. Laju Reaksi
Laju reaksi didefinisikan sebagai pengurangan konsentrasi pereaksi atau penambahan konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu. Definisi ini juga dapat di tulis sebagai berikut :
Laju Reaksi =
Selama reaksi berlangsung, konsentrasi pereaksi berkurang, sedangkan konsentrasi hasil reaksi bertambah.

c. Persamaan Laju Reaksi
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi bukan konsentrasi hasil reaksi. Seperti yang dikemukakan oleh Gulberg dan Waage dalam hukum Aksi Massa berikut.
“Laju reaksi dalam suatu sistem pada suatu temperatur tertentu berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang bereaksi, seteleh tiap-tiap konsentrasi dipangkatkan dengan koefisiennya dalam persamaan reaksi yang bersangkutan.
Misalnya pada reaksi :
mA + nB → pC + qD
secara teoritis hukum laju reaksi dirumuskan dengan persamaan berikut.
V = k m n
Keterangan :
v = Laju Reaksi ( M/detik)
k = Konstanta atau tetapan konsentrasi laju reaksi
[A] = Konsentrasi zat A ( mol/L)
[B] = Konsentrasi zat B (mol/L)
Pada reaksi yang berlangsung cepat orde reaksi bukan koefisien masing-masing zat.
Eksponen m dan n merupakan hubungan spesifik antara konsentrasi reaktan A dan B dengan laju reaksi. Penjumlahan eksponen ini menghasilklan orde reaksi total, m + n.
Orde reaksi memungkinkan kita untuk mengetahui kebergantungan reaksi terhadap reaktan. Misalnya kita memiliki persamaan laju reaksi sebagai berikut.
Laju = k[A][B]2
Reaksi ini memiliki orde satu terhadap A, orde dua terhadap B, dan orde reaksi totalnya adalah tiga (1 + 2 = 3).

d. Orde Reaksi
Orde reaksi adalah besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. Orde reaksi dapat berupa :
 Orde nol
Untuk reaksi berorde nol artinya laju reaksi tidak dipengaruhi oleh perubahan konsentrasi reaktan.
 Orde satu
Suatu reaksi berorde satu terhadap reaktan artinya laju reaksi berbanding lurus terhadap perubahan konsentrasi reaktan. Jika konsentrasi reaktan diperbesar dua kali, menyebabkan laju reaksi menjadi dua kali lebih besar.
 Orde dua
Suatu reaksi berorde dua artinya laju reaksi berbanding lurus dengan kuadrat perubahan konsentrasi.
Jika konsentrasi reaktan diperbesar dua kali akan menyebabkan laju reaksi berubah menjadi 22 atau 4 kali lebih besar.
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
1. Konsentrasi
Bila konsentrasi bertambah maka laju reaksi akan bertambah. Sehingga konsentrasi berbanding lurus dengan laju reaksi.
2. Luas Permukaan Bidang Sentuh
Semakin luas permukaan bidang sentuhnya maka laju reaksi juga semakin bertambah. Luas permukaan bidang sentuh berbanding lurus dengan laju reaksi.
3. Suhu
Suhu juga berbanding lurus dengan laju reaksi karena bila suhu reaksi dinaikkan maka laju reaksi juga semakin besar.
Umumnya setiap kenaikan suhu sebesar 10 0C akan memperbesar laju reaksi dua sampai tiga kali, maka berlaku rumus :
Vt = (∆v)∆T/10 . v0
t1 = 1/a . t0
Keterangan :
∆v = kenaikan laju reaksi
∆t = kenaikan suhu = T2 – T1
T2 = suhu akhir
T1 = suhu awal
V0 = laju reaksi awal
Vt = laju reaksi akhir
t1 = waktu reaksi akhir
t0 = waktu reaksi awal
a = kenaikan laju reaksi
4. Katalisator
Adalah suatu zat yang akan memperlaju (katalisator positif) atau memperlambat (katalisator negatif = inhibitor) reaksi tetapi zat ini tidak berubah secara tetap. Artinya bila proses reaksi ini selesai zat ini akan kembali sesuai asalnya.

KESIMPULAN
Pengaruh pengubahan konsentrasi pada laju reaksi tak dapat diramalkan dari persamaan kimia keseluruhan, pengaruh itu harus ditentukan secara eksperimen. Persamaan yang menguraikan efek ini yang disebut persamaan laju atau hukum laju. Tetapan kesebandingan antara laju dan konsentrasi adalah tetapan laju, k, untuk reaksi itu. Tiap faktor konsentrasi dalam persamaan laju dipangkatkan, pangkat mana ditentukan ditentukan secara eksperimen, jumlah pangkat ini merupakan orde reaksi. Jika jumlah itu1, reaksi adalah reaksi orde-pertama, jika jumlah itu 2, reaksi adalah reaksi orde-kedua. Beberapa reaksi mempunyai orde keseluruhan yang berbentuk pecahan, dan beberapa reaksi bersifat order ke nol dalam salah satu pereaksi tertentu, yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju.

Contoh Soal
1. Bila pada suhu tertentu, laju penguraian N2O5 menjadi NO2 dan O2 adalah 2,5 x 10-6 mol/L.s, maka laju pembentukan NO2 adalah ....
a. 1,3 x 10 -6 mol/L.s c. 3,9 x 10-6 mol/L.s
b. 2,5 x 10-6 mol/L.s d. 5,0 x 10-6 mol/L.s
Jawaban : D
Pembahasan :
• Reaksi yang terjadi :
2N2O5 → 4 NO2 + O2
• Perbandingan laju reaksi tiap zat = perbandingan koefisien
VN2O5 : VNO2 = 2 : 4
VNO2 = x 2,5 x 10-6
= 5,0 x 10-6 mol/L.s
2. Laju reaksi dari suatu reaksi gas dinyatakan sebagai v = k [A] [B]. Bila volume yang ditempati gas-gas tersebut diperkecil ¼ kali dari volume semula, mak laju reaksinya jika dibandingkan dengan laju reaksi semula akan menjadi .....
a. 1/8 kali c. 4 kali
b. 1/16 kali d. 16 kali
Jawaban : D
Pembahasan :
Jika volume diperkecil ¼ kali maka konsentrasinya menjadi 4 kali semula sehingga :
v = k [A] [B]
v = k . (4[A]) (4[B])
= 16. k [A] [B]
= 16 . v
3. kenaikan suhu akan mempercepat laju reaksi, karena...
a. kenaikan suhu akan menaikkan energi pengaktifan zat yang bereaksi,
b. kenaikan suhu akan memperbesar konsentrasi zat yang bereaksi.
c. Kenaikan suhu akan memperbesar energi kinetik molekul pereaksi
d. Kenaikan suhu akan memperbesar tekanan
Jawaban : C
Pembahasan ;
Kenaikan suhu menyebabkan energi kinetik partikel-partikel bertambah sehingga prekuensi tumbukan
4. Reaksi 2NO + Br2 → 2NOBr mempunyai tahap sebagai berikut :
NO + Br2 → NOBr2 (lambat)
NOBr2 + NO → 2NOBr2 (cepat)
Persamaan laju reaksinya adalah...
a. v = k [NO]2 [Br2] c. v = k [NOBr]2 [NO]
b. v = k [NO] [Br2] d. v = k [NOBr]2
Jawaban : B
Pembahasan :
• jika tahap reaksi diketahui maka orde reaksi = koefisien reaksi dari masing-masing tahap.
• Laju reaksi keseluruhan ditentukan oleh tahap reaksi yang paling lambat. Jadi, reaksi penentu adalah :
NO + Br2 → NOBr2
Persamaan laju reaksi menjadi : v = k [NO] [Br2]
5. Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan 20 0C. Jika pada suhu 300 suatu reaksi berlangsung 3 menit, maka pada suhu 700 reaksi akan berlangsung selama ....
a. 1/3 menit c. 1 menit
b. 2/3 menit d. 4 menit
Jawaban : A
Pembahasan :
Jika pada setiap kenaikan 20 0C laju meningkat 3 kali lebih cepat, maka waktu reaksi menjadi 1/3 kali waktu awal.
t1 = t0 x (1/3)∆T/20
t70 = 3 . (1/3)40/20 = 1/3 menit

DAFTAR PUSTAKA
 Keenan. Kleinfelter. 1979. Kimia Universitas. Knoxville, Tennesse : Erlangga
 Sudiono, Sri. 2005. Kimia SMA. Klaten : Intan Pariwara
 Johnson S, 2003. Soal dan Pembahasan Kimia. sBandung : Erlangga

spu

BAB III

SISTEM PERIODIK UNSUR
PENDAHULUAN
Pada bagian ini Anda akan mempelajari Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur, Golongan, Periode, dan Sifat Periodik Unsur. Hingga akhir abad 18, hanya dikenal penggolongan unsur atas logam dan nonlogam.Sekitar dua puluh jenis unsur yang dikenal pada masa itu tampak mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Suatu perkembangan baru terjadi pada awal abad 20, yaitu ketika John Dalton mengemukakan teorinya tentang atom. Menurut Dalton, setiap unsur mempunyai atom-atom dengan sifat-sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lainnya. Salah satu perbedaan antar atom unsur itu adalah massanya. Akan tetapi, Dalton belum dapat menentukan massa atom.
Sebagaimana diketahui atom mempunyai massa yang amat kecil. Para ahli pada masa itu belum dapat menentukan massa atom individu. Sebagai gantinya mereka menggunakan massa atom relatif, yaitu perbandingan massa antar-atom yang satu terhadap yang lainnya. Metode penentuan massa atom relatif dikemukakan oleh Berzelius (1814) dari Swedia dan P. Dulong dan A. Petit (1819), keduanya darl Perancis.
Berzelius maupun Dulong dan Petit menentukan massa atom relatif berdasarkan kalor jenis unsur. Massa atom relatif merupakan sifat penting unsur dan merupakan sifat spesifik, karena setiap unsur mempunyai massa atom relatif tertentu yang berbeda dari unsur lainnya. Dobereiner, Newlands, Mendeleev, dan Lothar Meyer membuat pengelompokan unsur berdasarkan massa atom relatif.


a. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
1.Pengelompokan Unsur-Unsur
Dimulai dengan cara sederhana berdasarkan sifat logam dan bukan logam. Pengelompokan dengan cara ini mempunyai kelemahan, yaitu ada beberapa unsur yang mempunyai sifat antara logam dan bukan logam, contohnya silikon.
2. Hukum Triade
Pada tahun 1817, Johan W. Dobereiner, ahli kimia Jerman mengelompokan unsur berdasarkan persamaan sifat beberapa unsur. Setiap kelompok terdiri dari tiga unsur yang disusun menurut kenaikan massa atom. Massa atom unsur di tengah merupakan rata-rata dari massa atom dipinggirnya.
Kelemahannya : ada beberapa unsur yang sifatnya mirip, terdapat lebih dari tiga unsur.
3. Hukum Oktaf
John Newlands seorang ahli kimia inggris pada tahun 1865 mengelompokan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif, perubahan sifat unsur akan berperiodik secara teratur setiap kelipatan delapan. Kelemahannya yaitu pengelompokan yang terlalu dipaksakan dan hanya sesuai untuk unsur-unsur dengan nomor massa kecil.
4. Sistem Periodik Bentuk Pendek atau Sistem Periodik Mendeleyev
Pada tahun 1869, Dimitri Ivanovich Mendeleyev, ahli kimia Rusia menyusun atom berdasarkan kenaikan massa atom, ternyata sifat-sifat tertentu berulang secara periodik. Kemudian unsur yang sifatnya sama ditempatkan dalam satu lajur vertikal disebut golongan.
Kelemahan : untuk mempertahankan kemiripan sifat dalan satu golongan, penempatan unsur ada yang tidak sesuai dengan kenaikkan massa atom.
Kelebihan : dapat meramalkan sifat-sifat unsur yang pada saat itu belum ditemukan.
5. Sistem Periodik Bentuk Panjang atau Sistem Peridik modern
Sistem ini disusun oleh Henry G. Moseley untuk menyempurnakan sistem periodik Mandeleyev. Moseley menyusun berdasarkan pertanbahan nomor atom. Terdiri dari :
Lajur vertikal disebut golongan, terdiri dari golongan utama atau A yaitu golongan IA sampai VIIA, golongan transisi atau B (IB sampai VIIIB)ada tiga lajur dan transisi dalam (deret lantanida dan deret aktinida).
Lajur horizontal disebut periode, yang terdiri dari 7 periode.


b. Golongan, Periode, dan Sifat Periodik Unsur
Golongan
Secara umum sekarang ini terdapat dua jenis TPU yang banyak digunakan yaitu berdasarkan aturan Amerika dan aturan IUPAC. Menurut aturan Amerika unsur-unsur dibagi dalam dua kelompok besar yaitu golongan A dan B. Unsur-unsur yang terletak pada golongan A disebut sebagai unsur-unsur golongan utama.
Ketika membentuk ion-ionnya, logam-logam golongan utama umumnya melepaskan sejumlah elekton yang sama dengan nomor golongannya. Misal aton Na cenderung melepaskan satu elektron menjadi Na+ dan atom Ca cenderung melepaskan dua elektron menjadi Ca+. Sedangkan atom-atom nonlogam cenderung mnerima elektron. Banyaknya jumlah elektron yang diterima oleh atom nonlogam adalah 8 dikurangi nomor golongannya. Aturan “8 dikurangi nomor golongannya” berarti untuk atom Ne (golongan 8) akan menerima elektron 8-8=0. dengan demikian,atom-atom gas mulia (golongan VIIIA) sangat kecil kemungkinannya untuk membentuk ion. Unsur-unsur yang terletak pada golongan B disebut sebagai unsur-unsur golongan transisi. Semua unsur ini adalah logam, sehingga disebut logam-logam transisi. Di sanping itu, terdapat unsur-unsur golongan transisi dalam. Unsur-unsur transisi dalam dibagi menjadi dua bagian yaitu 14 unsur setelah lantanum (Z=57) disebut sebagai unsur-unsur lantanida dan 14 unsur setelah aktinum (z=89) disebut sebagai unsur-unsur aktinida.
Periode
Dalam TPU, peride disusun dalam arah mendatar. Artinya unsur yang terletak dalam satu baris dalam TPU berarti termasuk dalam periode yang sama. Unsur-unsur yang terletak dalam satu periode memiliki jumlah kulit yang sama. TPU sistem panjang terdiri dari 7 periode, yaitu :
Periode ke-1 : terdiri atas 2 unsur;
Periode ke-2 : terdiri atas 8 unsur;
Periode ke-3 : terdiri atas 8 unsur;
Periode ke-4 : terdiri atas 18 unsur;
Periode ke-5 : terdiri atas 18 unsur;
Periode ke-6 : terdiri atas 32 unsur yaitu, 18 unsur seperti pada periode 4 atau ke-5, dan 14 unsur lagi merupakan deret lantanida dan peride ke-7 merupakan periode unsur yang belum lengkap.


c. Hubungan Letak Unsur dengan Konfigurasi Elektron
Kedudukan unsure dalam system periodic unsure ditunjukkan oleh bilangan kuantum ( n ) dan electron valensinya (banyaknya electron pada kulit terluar)

d. Sifat Periodik Unsur
a. Jari-jari atom
Jari-jari atom merupakan jarak electron terluar ke inti atom dan menunjukkan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang berikatan sesamanya.
Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin keatas, kulit electron semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin kekanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal itu karena semakin kekanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elektron tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

b. Jari-jari ion
Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata (signifikan) jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatife (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
c.Energ Jari-jari ion
Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab, elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom diperlukan energi. Energy yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari satu atom di namakan energi ionisasi.
Unsure-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin kebawah makin kecil, karena elektron terluar akan jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan.
Unsure-unsur yang seperiode : energi ionisasi pada umumnya makin kekanan makin besar, karena makin kekanan gaya tarik inti makin kuat.
Kekecualian : unsure-unsur golongan II A memiliki energy ionisasi yang lebih besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan VI A.
d.Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron.
Unsur yang mempunyai afinitas elektron yang bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron dari pada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elektron.
Dalam satu periode dari kiri kekanan, jari-jari semakin kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.
Pada satu golongan dari atas kebawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.

e.Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalah gaya tarik dari inti terhadap elektron dari jari-jari atom.
Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa perbandingan suatu atom yang lain). Unsur-unsur yang segolongan : keelektronegatifan makin kebawah makin kecil, karena gaya tarik-menarik inti makin lemah. Unusr-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung melepaskan elektron.
Unsure-unsur yang seperiode : keeloktronegatifan makin kekanan makin besar keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII A (unsure-unsur halogen).
f.Sifat logam dan non logam
Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjai lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat/kabel panjang.
Sifat-sifat logam, dalam sistem periodic makin kebawah makin bertambah, dan makin kekanan makin berkurang.
g.Kereaktifan
Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem periodik, makin kebawah makin relatif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsure-unsur bukan logam pada sistem periodic, makin kebawah makin kurang reaktif, karena makin sukar menangkap elektron. Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron.

KESIMPULAN
Sistem Periodik Unsur menggambarkan susunan unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atom. Sistem periodik ini terdiri atas laju horizontal atau periode dan laju vertikal atau golongan.
Golongan dan periode dapat ditentukan dengan cara menuliskan konfigurasi elektron. Konfigurasi elektron adalah penataan elektron dalarn atom yang ditentukan berdasarkan jumlah elektron.
Pada konfigurasi elektron, jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan, sedangkan jumlah kulit yang sudah terisi elektron (n terbesar) menunjukkan periode.
Hubungan konfigurasi elektron dengan kedudukan unsur dalam sistem periodik ditunjukkan oleh elektron valensi dan bilangan kuantum utama (n).
Sifat unsur yang meliputi :
- Jari-jari atom
- Jari-jari kation
- Kebasasn
- Kelogaman
- Keelektropositifan
- Kereaktifan positif
mempunyai kecendrungan “semakin kebawah cenderung semakin besar, semakin kekanan cenderung semakin kecil”
sedangkan sifat unsure yang meliputi:
- Potensial ionisasi
- Afinitas elektron
- Keasaman
- Kenonlogaman
- Keelektronegatifan
- Kereaktifan negatif
- Keasaman oksi
Mempunyai kecendrungan “semakin kebawah cendrung semakin kecil, semakin kekenan cendrung semakin besar”




Contoh Soal
1. Unsur X dengan nomor atom 27, dalam sistem periodik terletak pada…..
a. Golongan IIA, periode 4
b. Golongan VIIA, periode 3
c. Golongan VIIIB, periode 4
d. Golongan VIIIB, periode 4
Jawaban : D
Penyelesaian :
• 27X = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d7, golongan VIIIB, periode 4
2. Unsur-unsur transisi dalam, mulai dijumpai pada…….
a. Periode ketiga
b. Periode keempat
c. Periode kelima
d. Periode keenam
Jawaban : D
Penyelesaian :
• Unsur transisi dalam termasuk anggota blok f (konfigurasi elektronnya berakhir pada subkulit f). subkulit f mulai terisi setelah subkulit 6s terisi penuh. Jadi, unsur tersebut mempunyai 6 kulit
3. Konfigurasi elektron ion Li3+ adalah 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d3. Dalam sistem periodik, atom unsur L terletak pada…..
a. Periode 3, golongan VIA
b. Periode 3, golongan VIIA
c. Periode 4, golongan VIB
d. Periode 4, golongan VIA
Jawaban : C
Penyelesaian :
• Jumlah elektron dalam ion L3+ = 21
Karena Z = e + m = 21 + 3
= 24
• Maka konfigurasi elektron untuk 24L = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5 dengan demikian L termasuk golongan VIB, periode 4
4. Bagi unsur dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 berlaku pernyataan bahwa unsur tersebut…….
a. Mempunyai nomor atom 27
b. Terletak pada periode 4
c. Mempunyai 3 elektron tak berpasangan
d. Termasuk dalam golongan IIA
Jawaban : A
Penyelesaian :
• Pada atom netral, nomor atom Z = jumlah elektron = 27
• Unsur dengan konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d7 4s2 termasuk golongan VIIIB, periode 4
• Electron tidak berpasangan terdapat pada subkulit yang tidak penuh yaitu 3d7 = yaitu 3 elektron
↑↑↓ ↑↑↓ ↑↑ ↑↑ ↑↑

Golongan VIIIB termasuk logam transisi
5. Pernyataan berikut yang benar tentang unsur oksigen adalah………
a. Merupakan unsur terpenting dan bagian terbesar dari udara
b. Bersifat oksidator
c. Air adalah satu-satunya senyawa antara H dan O
d. Mempunyai susunan elektron 1s2 2s2 2p4
Jawaban : B
Penyelesaian :
• Energi ionisasi untuk nitrogen lebih besar daripada oksigen
• Nitrogen terletak pada golongan VA,sedangkan oksigen VIA
• Nitrogen mempunyai 3 elektron tak berpasangan, sedangkan oksigen mempunyai 2 elektron tak berpasangan
• Pada berat yang sama, nitrogen memiliki jumlah molekul lebih besar daripada oksigen, karena jumlah molekul berbanding terbalik dengan massa atom relatif











DAFTAR PUSTAKA

 Retnowati, Pricila.2005. Seribu Pena Kimia. Semarang: Erlangga.
 Santoso,Sri juari.2006. Kimia SMA. Klaten: Intan Pariwara.
 Susilowati.2006. Aspirasi Kimia. Surakarta: CV. Pustaka Manggala.
 http://sidarejaonline.wordpress.com/2010/03/07/sistem_periodik_unsur/SPU
 Jonhson S.2003.Soal dan Pembahasan Kimia. Bandung: Erlangga

terapi air putih

INFORMATION
TERAPI AIR PUTIH
Tepat waktu minum air putih akan memaksimalkan efektivitas pada tubuh manusia
 Dua gelas air setelah bangun tidur akan membantu mengaktifkan organ-organ internal.
 Satu gelas air, 30 menit sebelum makan untuk membantu fungsi pencernaan & ginjal.
 Satu gelas air sebelum mandi membantu menurunkan tekanan darah.
 Satu gelas air sebelum tidur untuk menghindari stroke dan serangan jantung.

embun dan mata air

Embun dan Mata Air
Jangan Qt seperti embun, kesegarannya hanya di pagi hari dan habis tertiup angin serta panas mentari. Tapi jadikan Qt seperti mata air, sepanjang masih ada tetesannya ia senantiasa menyegarkan. Demikian dengan hati Qt, biarkan hati Qt lapang menerima setia perbedaan dan tempat mencari kesegaran sepanjang masa, jangan batasi hanya untuk satu-dua orang saja. Karena kasih ini terlalu luas bila hanya dibagi segelintir orang. Sisihkan hidup ini walau dengan senyuman dan tegur sapa pada sesama. Karena dengan menyenangkan hati orang lain berarti Qt telah menanam kebaikan yang panen pahalanya dari ALLAH Ta’ala. Amin……. Insya-ALLAH Qt bias menebar kebaikan untuk semua orang dan semua golongan. Amin.

pray to god

Let’s pray to Allah


Ya…… Ilahi
Aku dating menghadap kepada-Mu
Setelah semua kecerobohan dan pelanggaran
Ku mohon maaf
Aku menyesal
Dengan hati hancur dan lelah
Ku mohon ampun
Ku berserah diri
Ku akui segala kenistaanku
Tiada kutemui t4 melarikan diri
Dari dosa-dosa yang telah kulakukan
Tiada tempat berlindung……
Agar ku terlepas dari noda dan beban
Melainkan Engkau kabulkan…..
Permohonan ampunku
Dan memasukkan aku kedalam……
Lautan kasih-Mu
By : “Ali bin Abi Thalib”

keyakinan

Daily Motivition
“KEYAKINAN”
Seribu masalah boleh jadi ada dan setiap langkah boleh saja ada aral menghalang. Tetapi yakinlah setiap masalah ada kunci pembukanya. Yakinlah pula bahwa aral tak selamanya mampu menghadang bila langkah menginjak bumi dengan langkah pasti. Maka yakinlah bahwa tak ada sesuatu yang tak bisa dilakukan di dunia ini kecuali mengembalikan waktu dan menjadwalkan maut. Dan yakinlah pula bahwa ALLAH tak akan merubah nasib se2orang bila tak ada ikhtiar untuk melangkah ke arah yang lebih baik!!! Semua keberhasilan dan keteguhan hanya butuh satu”KEYAKINAN”.
Semoga ALLAH senantiasa memberikan rintangan dan aral pada Qt sehingga Qt bisa diberikan jalan pemecahannya dan menjadi manusia lebih berkualitas bila lulus rintangan dan aral yang ALLAH berikan. Amin……

koloid

KOLOID
BAB VI
PENDAHULUAN
System koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspense (campuran kasar). System koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspense. Keadaan koloid bukan cirri dari zat tertentu karena semua zat baik padat, cair maupun gas dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Koloid dapat didefinisikan sebagai system heterogen di mana suatu zat didisfersikan ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didisfersikan berukuran dari satu nanometer sampai satu micrometer.
Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu berasal dari bahasa Yunani yaitu “kolla” dan “oid”. Kola berarti lem dan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya sebab system koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem. Larutan biasa misalnya larutan garam yang mempunyai nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid mempunyai nilai difusi yang rendah karena partikelnya berukuran lebih besar dari pada molekul yaitu berukuran maksimum satu micrometer, tetapi tidak dapat mengendap. Larutan koloid biasanya tidak jernih tetapi translusen. Hal ini disebabkan oleh efek tyndall. Partikel koloid dapat dipisahkan dari molekul lainnya dengan car dialysis menggunakan membrane semipermeable. Dengan cara ini partikel koloid akan tertahan tetapi molekul lainnya yang lebih kecil dapat melewati membrane.
System koloid perlu dipelajari karena berkaitan erat denga hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh seperti di darah adalah system koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sisitem koloid, cat berbagai jenis obat, bahan kosmetik, dan tanah pertanian juga merupakan system koloid.
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian koloid, macam-macam system koloid dan sifat-sifat koloid, penerapan sifat koloid dalam pengolahan air bersih serta pembuatan koloid juga akan dibahas tentang polusi udara yang disebabkan oleh koloid,



BAB II
ISI

1.1 Sistem Koloid
System koloid merupakan campuran yang terdiri dari fase terdisfersi dan pendisfersi (mediumnya). Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang terdisfersi, system disfersi dibedakan menjadi larutan, koloid, dan suspensi
Tabel Perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi
Larutan
(disperse molekuler) Koloid
(disperse koloid) Suspensi
(disperse kasar)
Contoh : Larutan gula dalam air Contoh : Campuran susu dengan air Contoh : Campuran tepung terigu dengan air
1. Bersifat homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
2. Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nanometer
3. Satu fase
4. Stabil
5. Tidak dapat disaring 1. Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi bersifat heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
2. Partikel berdimensi antara 1 nanometer sampai 100 nanometer
3. Dua fase
4. Pada umumnya stabil
5. Tidak dapat disaring kecauli dengan penyaring ultra 1. Bersifat heterogen




2. Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nanometer

3. Dua fase
4. Tidak stabil
5. Dapat disaring

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan, koloid, atau suspense.
Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, larutan cuka, air laut, dan bensin.
Contoh koloid : sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonnaise.
Contoh suspense : air sungai yang keruh, canpuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.
Adakalanya suatu campuran mengandung zat terlarut dan zat koloid atau zat terlarut dan suspense sekaligus. Sebagai contoh air sungai, mengandung pasir dan berbagai partikel kasar yang lain. Jika air sungai disarig, biasanya masih mengandung partikel koloid di samping zat terlarut. Demikian halnya juga dengan udara, udara yang bersih merupakan larutan dari berbagai jenis gas. Akan tetapi, pada umumnya udara mengandung partikel koloid berupa debu, asap atau kabut.

1.2 Macam-Macam Sistem Koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, maka system koloid dapat dibedakan menjadi delapan macam.
No. Fase terdispersi Fase pendispersi System koloid Contoh
1 Gas Cair Buih/busa Buih sabun, sampo, deterjen, buih ombak
2 Gas Padat Busa padat Karet busa, batu apung
3 Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan, hairspray
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan, es krim, minyak ikan
5 Cair Padat Emulsi padat Mutiara, keju, jeli
6 Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara
7 Padat Cair Sol Cat, larutan kanji, tinta, putih telur
8 Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, campuran logam, intan hitam

a. Aerosol
sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Pada masa sekarang ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti hairspray, semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa kloroflourokarbon (CFC) dan karbondioksida (CO2)
b. Sol
System koloid dari partikel padat yang terdisfersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industry.
Contoh sol : air sungai, sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta tulis dan cat.
c. Emulsi
System koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak. Dalam hal ini minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, dan lateks
Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak bumi dan minyak ikan
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator) contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok maka akn diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau deterjen maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh pengemulsi lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonnaise.
d. Buih/Busa
System koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain : eter dan isoamil alcohol. Zat oemecah buih disebut agen anti buih (defoaming agent)
e. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel
Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, geltin, gel sabun dan gel silica.
Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat
1.3 Sifat-Sifat Koloid
a. Efek tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa pemantulan atau penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Hal ini dapat dipakai untuk membedakan koloid dengan larutan sejati. Efek tyndall terjadi karena cahaya yang lewat hanya diteruskan (partikelnya sangat kecil sehingga tidak mampu memantulkan cahaya yang diterima.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengamati efek tyndall antara lain : sorot lampu mobil pada malam yang berkabut, sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu dan berkas sinar matahari melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut. Efek tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda, sinar kuning misalnya lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning dipakai pada saat berkabut dimana cahaya kuning lebih dapat menembus kabut dan terlihat oleh pemakai jalan
b. Gerak brown
Gerak brown adalah gerakan partikel koloid yang terus menerus secara acak dan patah-patah (zig zag). Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Dalam suspense tidak terjadi gerak brown karena ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya seimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak brown tetapi tidak dapat diamati. Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak brown berlangsung. Hal ini terjadi karena energy kinetic molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak brown merupakan salah satu factor yang menstabilkan koloid. Karena bergerak terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi
c. Muatan koloid
1. Elektroporesis
Bila arus listirk dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam disperse koloid maka partike-partikel koloid bergerak menuju electrode positif dan elektrde negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik inilah yang disebut dengan elektroforesis. Elektroforesis merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi DNA.
2. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan terhadap permukaan koloid. Jika koloid menyerap ion positif maka koloid menjadi bermuatan positif. Beberapa proses yang menggunakan sifat adsorpsi adalah pemutihan gula tebu, pembuatan obat norit, dan penjernihan air.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pengendapan koloid. Koagulasi dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Mekanik dengan cara pangadukan, pemanasan atau pendinginan.
2. Penambahan elektrolit.
3. Pencampuran larutan koloid yang berlawanan muatan. Semakin besar muatan ion yang mengkoagulasikan, proses koagulasi makin efektif.
e. Dialysis
Dialysis merupakan proses untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid, dengan kantong semipermeabel yang mempunyai pori-pori yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil seperti ion-ion atau molekul sederhana tetapi dapat menahan koloid.
f. Koloid pelindung
Koloid pelindung yaitu koloid yang dicampurkan dengan koloid lain, namun tidak mengakibatkan penggumpalan kerena melapisi partikel koloid lain sehingga melindungi muatan koloid. Contoh : pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar es atau gula. Contoh lainnya cat dan tinta.
g. Koloid liofil dan koloid liofob
koloid liofil adalah koloid yang partikel- partikel terdispersinya menarik medium pendispersinya akibat adanya gaya vander waals atau ikatan hydrogen. Bila mediumnya air , koloid ini disebut hidrofil.
Koloid liofob adalah koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya. Bila mediumnya air, koloid ini disebut hidrofob.
Table 9.3 Perbedaan Sifat Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob
Sol Hidrofil Sol Hidrofob
• Efek Tyndall lemah
• Mengadsorpsi mediumnya
• Viskositas lebih besar daripada mediumnya
• Bersifat reversible
• Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
• Stabil
• Terdiri atas zat organic
Contoh : sabun, detergen, kanji, agar-agar, gelatin • Efek Tyndall lebih jelas
• Tidak mengadsorpsi medium
• Hampir sama

• Tidak reversible
• Mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
• Kurang stabil
• Zat anorganik
Contoh ; sol belerang, sol logam, sol Fe (OH)3, sol As2S3, sol AgCl
1.4 Pembuatan Koloid
1. Cara kondensasi
Cara mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel koloid. Cara kondensasi dibedakan menjadi 2 cara.
a. Cara kimia
Proses redoks, hidrolisis, dan pemindahan
b. Cara fisika
Dengan menurunkan kelarutan zat terlarut, yaitu dengan cara penggantian atau pendinginan pelarut
2. Cara dispersi
Cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel kasar (suspense) menjadi partikel koloid.
a. Cara mekanik
Cara ini dengan penggerusan atau penggilingan
b. Cara hemogenasi
Cara ini dilakukan dengan mesin hemogenisasi. Biasanya digunakan untuk emulsi.
c. Peptisasi
Pembuatan kaloid dengan zat pemecah atau medium yang sesuai (missal air panas). Contoh : penambahan FeCl3 (pemecah) pada endapan Fe(OH)3
d. Cara busur bredig
Logam yang akan dibuat koloid digunakan sebagai electrode lalu dicelupkan ke dalam medium pendispersinya dan pada kedua ujungnya dihubungkan dengan arus listrik sehingga uap logamnya akan terdispersi ke dalam medium pendispersinya membentuk koloid.
1.5 Koloid dan Polusi
Berbagai masalah lingkungan terkait dengan koloid, diantaranya adalah asbut. Asbut adalah campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat car dan zat padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dank abut (fog).
Kabut sendiri merupakan disperse partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendiginan, sehingga sebagai uap air mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut, maka kabut menghalagi asap naik. Akibatnya asap tetap berada di sekitar kita dan kita menghirupnya.
Asap mengandung partikel yang dapat mengiritasi paru-paru dan membuat kita batuk. Asap juga mengandung belerang dioksida (SO2). Gasa ini apat bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk asam sulfat. Asam sulfat akan mengiritasi paru-paru, sehingga menghasilkan banyak lendir. Asam sulfat ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam
Selain itu, asbut mengandung berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetanreaksi fotokimia (yaitu reaksi kimia yang berlangsung di bawah pengaruh sinar matahari). Di antaranya, yaitu ozon, aldehida, dan peroksiasetil nitrat (PAN=CH3-COOONO2).

KESIMPULAN
- Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan canpuran kasar. Secara makroskopis koloid tampak homogen, tetapi ecara mikroskpis bersifat heterogen. Oleh karena itu koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran koloid pda umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring.
- Penggolongan system koloid didasarkan pada fase pendispersi dan fase terdispersinya. Seuruhnya ada delapan jenis koloid. Disperse gas dalam gas tidak tergolong koloid, melainkan tergolong larutan.
- Koloid mempunyai sifat sebagai berikut.
o Efek tyndall
o Gerak brown
o Elektroforesis
o Adsorpsi
o Koagulasi
o Koloid pelindung
o Dialysis
o Koloid liofil dan koloid liofob
- Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi dan cara disperse
- Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan system koloid


CONTOH SOAL

1. Berikut adalah peristiwa-peristiwa koagulasi pada partikel koloid, kecuali…..
a. penggumpalan lateks
b. pengobatan sakit perut
c. pengendapan debu pada cerobong asap
d. penjernihan Lumpur dari air sungai
Jawaban : B
Penyelesaian :
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena pemanasan atau pencampuran koloid yang berbeda muatan. Pengobatan sakit perut oleh serbuk norit dimungkinkan karena serbuk norit menyerap mikroorganisme penyebab sakit perut. Gejala ini dikenal sebagai sifat adsorpsi koloid.
2. Sistem koloid yang medium pendispersinya cair dan fase terdispersinya cair adalah…..
a. susu
b. kabut
c. awan
d. keju
Jawaban : A
Penyelesaian :
Susu = fase terdispersi cair dalam cair
Kabut = fase terdispersi cair dalam gas
Awan = fase terdispersi cair dalam gas
Keju = fase terdisersi cair dalam padat
3. Sistem koloid yang partikel-partikelnya tidak menarik molekul pelarutnya disebut……
a. liofil
b. dialysis
c. hidrofil
d. liofob
Jawaban : D
Penyelesaian :
Berdasarkan kemampuannya dalam menarik molekul pelarut, koloid dibedakan menjadi dua yaitu :
- liofil : mudah menarik molekul-molekul pelarut
- liofob : sukar menarik molekul-molekul pelarut
4. Zat-zat yang tergolong koloid liofil adalah….
a. kanji, agar-agar, dan protein
b. batu apung, awan, dan sabun
c. susu, kaca, dan mutiara
d. minyak tanah, asap, dan debu
Jawaban : A
Penyelesaian :
Pada umumnya koloid organic seperti kanji, agar-agar, protein, dan karbohidrat termasuk koloid liofil
5. Diketahui beberapa pembuatan koloid :
• Satu sendok the gula dan satu sendok the belerang digerus kemudian dilarutkan dalam air.
• Pembuatan susu dengan mesin homogenasi.
• Air dipanaskan kemudian ditetesi larutan FeCl3 jenuh.
• Larutan As2O3 dialiri gas H2S
Yang termasuk pembuatan koloid cara kondensasi adalah……
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
Jawaban : D
Penyelesaian :
Metode kondensasi adalah pembuatan koloid dengan mengubah larutan sejati menjadi koloid.
DAFTAR PUSTAKA
 Purba, Michael.2007.Kimia SMA.Jakarta:Erlangga
 Abdullah.2005.Aspirasi Kimia.Surakarta: CV Pustaka Manggala
 Johnson S.2003.Soal dan Pembahasan Kimia.Bandung: Erlangga
 Retnowati, Pricila.2005. Seribu Pena Kimia. Semarang: Erlangga.